This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 26 Maret 2011

Lhok Gajah

Lhok Gajah merupakan salah satu gampong (Desa) yang ada di kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya, provinsi Aceh, Indonesia.

Jalan Desa Rusak Parah


BLANGPIDIE - Belasan jalan desa di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) masih dalam kondisi kupak-kapik dan sulit dilewati oleh kendaraan roda dua dan roda empat. Kondisi ini tampak di beberapa desa di kecamatan Kuala Batee dan Kecamatan Manggeng. Pantauan Serambi, sejak beberapa hari belakangan kondisi jalan yang menghubungkan antara desa satu ke desa lain di Kecamatan Kuala Batee dan Kecamatan Manggeng memprihatinkan. Bahkan di sebagian jalan desa hingga kini belum sekalipun tersentuh aspal.

Sejumlah Desa di Kuala Batee Dikepung Banjir

Sun, Oct 3rd 2010, 10:00

Aceh Barat Daya

BLANGPIDIE – Sejumlah Desa di Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) kembali dilanda banjir. Ratusan warga sempat panik saat air yang mengalir deras dari drainase menerjang pemukiman mereka pada Jumat (1/10) malam. Sementara itu puluhan rumah dan ratusan hektar persawahan dan perkebunan rakyat di kecamatan itu juga ikut terendam setelah beberapa sungai di daerah itu meluapnya, Sabtu (2/10) dinihari.

Adapun desa-desa yang ikut terendam banjir tersebut diantaranya, Desa Keude Baro, Desa Ie Mameh, Desa Lueng Geulumpang, Desa Lhok Gajah, Desa Krung Batee, Desa Alue Pade, Desa Blang Dalam, dan sebagian kawasan di Desa Pasar Kota Bahagia, Lama Inong.

“Ketinggian air diperkirakan mencapai 50-80 Cm, dan air perlahan surut sekitar pukul 09.00 WIB. Pada saat banjir datang, sebagian warga sempat panik dan tergesa-gesa keluar rumah untuk mengunsi ketempat yang lebih aman. Tak hanya puluhan rumah warga yang ikut terendam, bahkan arsip desa serta ratusan hektar sawah dan perkebunan rakyat juga ikut terendam,” kata Zainuddin, Sekretaris Desa (Sekdes) Ie Mameh, Kecamatan Kuala Batee, kepada Serambi Sabtu (2/10) kemarin.

Zainuddin menjelaskan, banjir yang sudah menjadi langganan di Kecamatan Kuala Batee dalam setahun terahir ini disebabkan oleh pemindahan aliran sungai Krueng Babahrot ke kawasan Lama Tuha. Selain itu, dangkalnya aliran sungai Krueng Batee juga menjadi penyebab meluapnya air ketika terjadi hujan lebat. “Jika kedua aliran sungai itu bisa segera diperbaiki dan digali kembali kami yakin banjir yang sudah menjadi langganan itu akan berahir,” katanya.

Dia juga menjelaskan bahwa air yang bersumber dari Krueng Babahrot dan Krung Batee itu bermuara ke desa-desa tersebut. Sehingga begitu turun hujan lebat, luapan kedua sungai tersebut langsung menerjang permukiman warga. “Oleh karena itu kita berharap Pemkab Abdya melalui dinas terkait untuk segera melakukan pengerukan dan pemindahan kembali aliran sungai dimaksud, sehingga banjir musiman ini tidak lagi terjadi di kecamatan itu,” harapnya.

Sementara itu, banjir genangan yang terjadi di beberapa dusun lain di Desa Lheung Geulumpang, Desa Lhok Gajah, Desa Alue Pade, Desa Blang Dalam, dan sebagian kawasan di Desa Pasar Kota Bahagian Lama Inong dilaporkan akibat tersumbatnya sejumlah saluran pembuang (drainase) di desa dimaksud. Sehingga begitu hujan lebat luapan air langsung masuk dan menggenangi rumah-rumah dan persawahan penduduk.

“Air sempat mencapai 80 Cm di halaman rumah. Warga baru kembali ke rumah menjelang pagi, setelah air benar-benar surut. Namun masih beberapa rumah yang masih terendam hingga siang,” ujar Munir Karo, warga Desa Lueng Geumpang kepada Serambi sekitar pukul 13.00 WIB.

Informasi yang diperoleh Serambi pascakejadian itu, Camat Kuala Batee, Erwandi, beserta Danramil Kuala Batee Kapten Raden, dan Kapolsek Kuala Batee, Aipda Irfan Ismail, juga ikut turun ke lokasi untuk melihat langsung desa-desa yang terendam.

Di Manggeng
Sementara itu, di Kecamatan Manggeng, Lembah Sabil dan beberapa Kecamatan Lainnya hingga berita ini diturunkan belum diperoleh informasi menyangkut dengan banjir yang melanda kawasan itu. Camat Manggeng, H Eddy Sumarjan dihubungi Serambi mengaku bahwa banjir setinggi 20 Cm sempat mengenangi desa Pante Perak, namun beberapa menit kemudian air langsung surut. “Di Manggeng aman-aman saja, cuma di Desa Pante Perak yang sempat digenangi banjir setinggi 20 Cm, itupun cepat surut,”katanya.

Berkaitan dengan banjir yang terjadi di Kecamatan Kuala Batee itu, Wakil Ketua DPRK Abdya, Elizar Lizam SE.Ak yang turun ke lokasi berharap Pemkab Abdya melalui dinas terkait, segera melakukan pengerukan aliran Sungai Kruneg Batee yang kian hari semakin dangkal itu. “Kita berharap dinas terkait bisa segera memanfaatkan dana tanggap darurat sebesar Rp 1 miliar yang sudah dianggarkan pada tahun ini untuk pengerukan aliran sungai tersebut. Sebab jika kondisi ini terus dibiarkan akan mengorbankan lahan persawahan rakyat dan perkebunan rakyat di daerah itu. Selain itu setiap musim hujan warga sekitar selalu was-was,”pungkasnya.(tz)

Jalan Lueng Giri belum Diratakan

Mon, Sep 20th 2010, 10:00
BLANGPIDIE – Petani sawit perkebunan rakyat di kawasan Lueng Giri, Desa Lhok Gajah, Kecamatan Kuala Batee, Aceh Barat Daya (Abdya) menggalami kendala serius mengangkut hasil produksi. Pasalnya, permukaan badan jalan menuju lokasi lokasi yang dibuka beberapa tahun lalu belum diratakan.

Akibatnya, hasil perkebunan sawit milik warga terpaksa dipanggul karena jalan yang merupakan akses satu-satunya menuju perkebunan rakyat itu tak bisa dilewati kendaraan roda empat maupun roda dua. “Persoalan ini sudah beberapa kali kami sampaikan kepada anggota dewan, dan anggota dewan pun mengaku sudah menyampaikan persoalan itu ke Dinas Pekerjaan Umum Abdya, namun hingga kini belum juga ada respon dan tindaklanjuti. Padahal jalan ini merupakan akses satu-satunya menuju perkebunan sawit  rakyat, termasuk bagi petani membuka areal pertanian tanaman palawija,” kata Zakaria Saman, seorang petani kelapa sawit di kawasan tersebut kepada Serambi Jumat (17/9).

Menurutnya, sejak badan jalan itu dibuka hingga kini belum sekalipun disentuh alat berat, sehingga badan jalan itu terkesan tidak bisa memberi manfaat yang berarti bagi petani perkebunan di wilayah itu. “Kami cuma minta kepada dinas terkait untuk melakukan meratakan permukaan badan jalan dimaksud. Sebab, jangankan dilintasi kendaraan, jalan kaki saja susah kita lewati karena selain tidak rata, jalan itu juga dipenuhi semak dan berlubang,” katanya.

Zakaria menjelaskan, panjang badan jalan menuju ribuan hektare perkebunan rakyat yang harus diratakan itu seluruhnya 3 Km dari jalan desa. Jika badan jalan tersebut bisa segera diratakan, maka hasil pertanian sawit rakyat dikawasan tersebut sudah bisa diangkut dengan menggunakan beca atau kendaraan roda empat. “Jalan sudah dibentuk, tinggal diratakan saja, dan kita berharap permintaan petani sawit dapat segera direspon,” ungkap Zakaria.

Secara terpisah,  Anggota DPRK Abdya, M Jufri Hasan ketika ditayai  membenarkan bahwa pihaknya sudah beberapa kali menyampaikan keluhan petani dan masyarakat Lhok Gajah ke Dinas PU setempat, namun aspirasi masyarakat yang disampaikan melalui wakilnya itu hingga kini belum terlihat adanya respon dan tindak lanjut.(nun)

Jaringan Air di Lhok Gajah Segera Difungsikan

Sun, Jan 16th 2011, 10:02


BLANGPIDIE – Dalam waktu dekat, jaringan air bersih yang bersumber dari dana APBK tahun 2008 di Desa Lhok Gajah, Krung Batee dan Desa Padang Sikabu, Kecamatan Kuala Batee, Abdya akan beroperasi untuk mensuplai air ke rumah-rumah penduduk. Untuk itu Dinas Pekerjaan Umum (PU) setempat mengimbau kepada masyarakat agar tidak merusak jaringan pipa yang ada.

“Mungkin Minggu depan jaringan air bersih itu sudah berfungsi untuk mensuplai air ke rumah-rumah penduduk, dan sumber air dari pegunungan Krung Batee dan sekarang masih dalam proses pengerjaan, termasuk memperbaiki jaringan pipa yang telah bocor,” kata Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (PU), Abdya, Ir Azhar Arnis kepada Serambi, Sabtu (15/1).

Azhar Arnis menerangkan, keterbatasan anggaran menjadi suatu kendala lambatnya beroperasi jaringan air bersih itu. Kendati demikian pihaknya akan terus berupaya memberikan pelayanan air bersih menyeluruh bagi warga sekitar kendati anggaran sangat terbatas.

Seperti diberitakan sebelumnya, warga di Desa Lhok Gajah, Kecamatan Kuala Batee, Abdya minta pemerintah setempat segera memfungsikan jaringan air bersih yang didanai APBK 2008 lalu di desa tersebut.  Harmansyah (29), seorang warga setempat kepada Serambi, Kamis (13/1) mengatakan, proyek jaringan air bersih yang bersumber dari APBK 2008, di Desa Lhok Gajah, Krung Batee dan Desa Padang Sikabu itu, hingga kini belum bisa memberi manfaat bagi warga sekitar. Sebab, proyek yang menghabiskan dana hingga ratusan juta rupiah itu belum difungsikan sebagaimana mestinya.(tz)